Strukturalisme
Teori strukturalisme dan struktur kekuasaan secara substansial berbeda. Nicos Pounlantzas berpendapat bahwa partisipasi langsung para anggota kelas penguasa tidak perlu menentukan tindakan-tindakan negara. Dia juga menambahkan bahwa negara kapitalis hanya dapat melayani kepentingan-kepentingan kapitalis dengan baik hanya jika anggota kelas ini tidak berpartisipasi menjadi aparat negara. Strukturalisme politik ini berlawanan dengan pendekatan strukturalis ekonomi. Krisis-krisis yang terjadi dalam hegemoni kelas penguasa karena gagal dalam beberapa langkah politik dan massa yang tidak puas akan secara aktif melakukan penentangan.
Teori strukturalisme dan struktur kekuasaan secara substansial berbeda. Nicos Pounlantzas berpendapat bahwa partisipasi langsung para anggota kelas penguasa tidak perlu menentukan tindakan-tindakan negara. Dia juga menambahkan bahwa negara kapitalis hanya dapat melayani kepentingan-kepentingan kapitalis dengan baik hanya jika anggota kelas ini tidak berpartisipasi menjadi aparat negara. Strukturalisme politik ini berlawanan dengan pendekatan strukturalis ekonomi. Krisis-krisis yang terjadi dalam hegemoni kelas penguasa karena gagal dalam beberapa langkah politik dan massa yang tidak puas akan secara aktif melakukan penentangan.
Krisis hegemoni semacam ini adalah sebuah krisis kewenangan atau krisis negara. Dalam kondisi-kondisi seperti kelas penguasa dapat mengambil alih kontrol dan mempertahankan kekuasaan dengan menghancurkan para penentangnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kegiatan-kegiatan negara ditentukan oleh struktur masyarakat daripada orang-orang yang memiliki posisi memegang kekuasaan negara. Althusser memberikan sketsa pada pemaparan Marx tentang struktur setiap masyarakat dalam pengertian tingkat-tingkat : infrastruktur atau basis ekonomi yang terdiri dari beberapa kekuatan dan hubungan produksi di satu sisi, dan suprastruktur yang terdiri dari aspek-aspek politik-legal dan ideologi pada sisi yang lain. Dia memandang negara sebagai aparat-aparat penindas yang memungkinkan kelas penguasa mendominasi dan mengeksploitasi kelas pekerja. Aparat-aparat tersebut termasuk birokrasi, polisi, pengadilan, penjara dan tentara.
Negara selanjutnya adalah kekuatan penindasan dan intervensi yang melindungi kaum borjuis dalam perjuangan kelas melawan kaum proletar. Tujuan perjuangan kelas menyangkut kekuasaan negara dimana kaum proletar harus merebut kekuasaan negara, menghancurkan aparat-aparat negara borjuis dan menggantikannya dengan aparat-aparat negara proletar dan kemudian pada akhirnya menghancurkan negara itu sendiri. Poulantzas secara sistematis menguji kelas-kelas masyarakat kapitalis, yang mengidentifikasi tiga dalil dasar. Pertama, kelas-kelas didefinisikan dalam pengertian praktek-paraktek kelas, sebagaimana tercermin dalam hubungan-hubungan sosial yang antagonis, pembagian tenaga kerja, dan perjuangan kelas. Kedua, kelas-kelas pemegang posisi dalam pembagian pekerja, dan posisi –posisi ini mewakili determinasi terstruktur dari kelas. Ketiga, kelas-kelas terstruktur menjadi tingkat-tingkat ekonomi, politik dan ideologi.
Paul Sweezy membedakan antara teori mediasi kelas dan teori dominasi kelas. Konsepsi mediasi kelas dalam negara mengasumsikan adanya struktur kelas tertentu dan memahami negara sebagai mediator kepentingan-kepentingan penuh konflik dari beragam kelas. Sedangka teori dominasi kelas dalam negara berasumsi bahwa sebagai instrumen kelas penguasa, negara menjaga dan menjamin sekumpulan hubungan-hubungan properti tertentu serta memperkuat dan menjamin stabilitas negara sendiri. James O’Connor berpendapat bahwa negara adalah struktur hubungan kewenangan yang kompleks dan memiliki sejumlah otonom. Negara tidak semata-mata instrumen kelas penguasa atau segmen-segmen tertentu dalam kelas tersebut. Negara tidak memproduksi nemun sebaliknya negara merampas surplus untuk memajukan kondisi-kondisi sebagai syarat bagi terciptanya akumulasi modal. Negara membentuk kondisi-kondisi kapitalisme monopoli dan kompertitif.
Kemudian Immanuel Wallerrstein menyatakan bahwa kelas adalah konsep yang secara historis berkaitan dengan ekonomi dunia kapitalis atau sistem dunia modern. Sistem dunia ini terdiri dari tiga elemen dasar : satu pasar tunggal, serangkaian struktur negara atau bangsa-bangsa yang mempengaruhi bekerjanya pasar, dan tiga tingkat proses eksploitasi (pusat, semi batas luar, dan batas luar). Perjuangan kelas tumbuh dari hubungan antar tiga tingkat ini. Mereka yang ada di atas mencoba memastikan keberadaan tiga tingkat agar dapat menjaga keistimewaan mereka secara lebig baik, sementara mereka yang di bawah sebaliknya mencoba menguranginya dari tiga menjadi dua, lebih baik lagi jika bisa menghancurkan keistimewaan tersebut.
Masalah utama teori strukturalis adalah bahwa teori tersebut hanya sedikit menjelaskan aksi kelas yang muncul dari kesadaran kelas. Di saat bersamaan strukturalisme ekonomi maupun politik tidak memadai. Pertama, strukturalisme ekonomi membatasi negara pada konsepsi yang hanya menyentuh permukaan, sejenis daftar cek sistemik. Kedua, karya strukturalis cenderung terlalu abstrak dan berorientasi pada skema-skema konseptual ketimbang pada teori.
sumber?
BalasHapus