Statisme dan perjuangan kelas
Dalam sebuah tanggapan kritis terhadap Esping-Andersen et. Al., Capitol Kapitalisme Group (1977) membenarkan kembali arti penting persetujuan bahwa perjuangan kelas memiliki posisi pusat dalam proses sejarah yang membentuk negara. Meski demikian, mereka menemukan kesalahan metodologi, khususnya tipologi yang digunakan Esping-Andersen et. Al,. : “Walaupun pemikirannya memberikan dorongan, tipologi mereka tampaknya bersifat statis dan bukan dialektikal, menghasilkan kembali beberapa kekurangan metodologis ilmu sosial borjuis. “Terlepas dari pertimbangan ini, Esping-Andersen et. Al,. “merintis integrasi perjuangan kelas ke dalam analisis Negara” (1977:209). Jelaslah upaya dengan arahan ini dibutuhkan untuk mencoba melampaui beragam aliran teori negara dan untuk menemukan teori maupun analisis yang bermanfaat.
Dari beberapa teori kelas yang sudah tertulis sebelumnya kini kita masuk ke isu-isu analisis kelas
Pluralisme tetap mempengaruhi studi perbandingan. Para spesialis perbandingan politik Barat mengabaikan pendekatan-pendekatan yang dibentuk oleh teori dan metodologi Marxis dan bidang ini mengalami kebuntuan saat menghadapi kontribusi-kontribusi menarik dan inovatif dari disiplin-disiplin yang menjadi rivalnya. Isu-isu analisis kelas yang akan dibahas anatara lain:
Peran Negara dan Kelas Penguasa
Bentuk-bentuk primitif negara diorganisasikan menurut jalur-jalur hubungan kekeluargaan ketimbang hubungan kelas. Negara absolut menggantikan negara feodal ketika monarki-monarki Eropa mengkonsolidasikan kekuasaan mereka atas kaum bangsawan. Negara borjuis berkembang dari negara absolut ketika kelas borjuis yang bangkit mengambil alih kekuasaan dan institusi-institusi negara.
Jika negara kuat, ketiadaan kelas-kelas internal dapat membuatnya lebih kuat lagi. Saul percaya bahwa birokrasi negara sepertinya menjadi sebuah tipe kelas baru, yang merampas dan mengontrol sumber daya-sumber daya produktif lewat pengaturan atau penerimaan modal swasta. Alternatifnya, birokrasi negara dapat dihadapkan pada kekuatan-kekuatan kontradiktif ketika kepentingan-kepentingan kelas pekerja dan kelas petani nasional berkonfrontasi dengan modal domestik dan asing.
Kondisi-kondisi unik setiap masyarakat umumnya menetukan kelas-kelas mana saja yang dapat dianalisis. Para ilmuwan sosial yang menerapkan analisis stratifikasi merujuk pada klasifikasi kelas-kelas atas, menengah dan bawah. Identifikasi kelas-kelas semacam ini biasanya berhubungan dengan kriteria seperti pendapatan, status, serta pendidikan, dan kategori-kategori kelas biasanya digunakan dalam isolasi satu dengan yang lain. Dengan demikian analisi stratifikasi cenderung bersifat statis, berfokus pada satu waktu tertentu menyangkut posisi tingkat-tingkat hirarkis didalam sistem, bukannya menyangkut teori perubahan.
Dalam analisis kelas-kelas di Amerika Latin, bagaimanapun juga, tidaklah biasa untuk menemukan rujukan oligarki-oligarki lama serta kelompok-kelompok baru borjuis kecil dan pekerja kerah-putih, kaum proletar industri perkotaan. Seringkali kaum borjuis industri atau internasional, yang terikat dengan kepentingan-kepentingan asing, diperbandingan dengan kaum borjuis dependen atau nasional. Kasus inilah yang diangkat Anibal Quijano dalam Nationalism and Capitalism in Peru (1971). Quijano berkonsentrasi pada sebuah kelas dominan yang terdiri dari kaum borjuis pemilik tanah serta kaum borjuis industri, dan ia merujuk tingkat-tingkat atas dan menengah di masing-masing segmen.
· Tingkat-Tingkat Konseptualisasi Kelas
Marx mensituasikan tingkat-tingkat pertama-tama dalam analisis mode produksi. Tindkat kedua menekankan analisis struktur sosial di mana analisis akan bersifat deskriptif dan konkret, menguji bentuk-bentuk spesifik hubungan-hubungan antar komponen mode produksi. Tingkat ketiga berhubungan dengan situasi-situasi sosial , khususnya stratifikasi sosial atau hierarki individu-individu dalam masyarakat, berdasarkan kelasnya maupun perbedaan-perbedaan, pprofesi, politik, dan sebagainya. Tinfkat keempat mengamati krisis-krisis dan perubahan-perubahan mendalam yang terjadi dalam siklus kapitalisme.
· Hubungan Basis dan Suprastruktur
Elemen-elemen kesadaran kelas dan ideologi memiliki arti penting krusial dalam politik Marxis. Kesadaran kelas merujuk pada kesadaran bahwa anggota-anggota suatu kelas memiliki kepentingan-kepentingan itu akan ditentukan oleh ada tidaknya kepemilikan properti dan keistimewaan.
· Implikasi-Implikasi Formasi-Formasi Prakapitalis Dan Kapitalis
Para pendukung pandangan yang menyatakan bahwa formasi-formasi ekonomi prakapitalis menonjol dalam satu masyarakat tertentu mungkin menekankan peran elemen-elemen kelas feodal sambil mengamati bangkitnya kaum borjuis nasional dalam mendukung kapitalisme progresif di suatu masyarakat terbelakang. Para penentang pandangan ini akan berpendapat bahwa kepentingan-kepentingan industri pedesaan dan perkotaan menentukan karakter kelas penguasa dan bahwa kaum borjuis nasional tidak dapat mengasumsikan peran progresif dalam menghadapi modal imperialis. Edel bersisian dengan pandangan yang belakangan; “ Bagi Marx, dan kebanyakan Marxis, asal-usul kapitalisme sebagai sebuah sistem diletakkan ketika modal persaudagaran terbentuk, untuk pertama kalinya, lewat ketersediaan pekerja bebas tanpa properti untuk melakukan kerja-upahan. Ini memungkinkan perkembangan satu bentuk produksi baru, dan sifat-sifat kapitalisme” (Edel 1972: 10).
Menurut Matthew Edel, setidaknya terdapat tiga perdebatan yang berasal dari literatur ini. Yang pertama berkaitan dengan asal-usul kapitalisme, apakah mereka muncul saat ekspansi perdagangan di awal abad keduabelas ataukah kegiatan-kegiatan produksi dan tenaga kerja upahan di abad keenambelas hingga kesembilanbelas. Perdebatan kedua berpusat pada Eropa kontemporer dan beragam perspektif sosialisme dan komunismedalam pertanyaan-pertanyaan transisi ke sosialisme. Perdebatan ketiga adalah melibatkan apakah negara-negara yang sekarang terbelakang adalah kapitalis sekalipun mereka didominasi oleh imperialisme dan kekuatan-kekuatan kapitalis asing.
Itulah beberapa teori-teori kelas dari buku Ronald H. Chilcote tentang teori perbandingan politik, semoga referensi ini bisa kita gunakan untuk menganalisis tentang bagaimana perkembangan kelas-kelas yang terjadi disebuah negara terutama negara tercinta kita.... "Indonesia"
0 komentar:
Posting Komentar